Senin, 12 Oktober 2009

JAGA JARAK AMAN



Kemarin siang sepulangnya kontrol dari RSUD Tarakan, abah ma Enin lagi nangkring diatas bus Patas 106 ketika tampak sederet tulisan ringan dibujur truk kuning sekeluar dari tempat peristirahatan di tol Tangerang. Pesan yang singkat dan ringan saja tapi tentu kudu mengena disetiap sanubari pengemudi, JAGA JARAK AMAN.

Selasa, 06 Oktober 2009

EMONG DIWAYU - AJA MELANG




Di jalan tol dalam kota Jakarta dari Tebet smp menjelang Cawang, tampak seunit truk yang sarat bermuatan dengan bungkus terpal yang menjulang tinggi maksimum. Di mudshield kiri tampak tulisan EMONG DIWAYU dan disebelah kanan tampak tulisan  AJA MELANG.  Walah itu tampaknya bahasa Pantura banget ya.

Apakah Emong Diwayu itu bermakna Embung Diwayuh ya? Yang artinya Ogah Dimadu, gituh. Klo "Aja Melang" mah sudah jelas sebagai pesan untuk "Jangan Kawatir" tuh. Kapan kita juga anak keturunan  jalur Pantura Kuningan campur Brebes nih.

Karena lensa kamera polos saja tanpa menggunakan filter apapun, maka hasil jepretan juga kayak begini ini. Yang tampak terekam bukannya pesan tertulis yang merangsang hati sanubari itu. Tetapi lebih banyak nyala lampu belakang yang tampak benderang begitu. Tapi lumayanlah daripada gak ada yang tertangkap teuing. Kapan si Aa juga lagi sibuk mengendalikan Terios di padat merayapnya arus lalin kearah Cikampek dan Bogor itu. Klo kita mah  kapan mau kepingin segera ketemu Gaby ajah yang tadi dah smp Cimanggis tuh.

Pesan hawer2 tampak

Ceriteranya si Aa mo mampir dulu ke rumah Fajar teman semasa UNBINUSnya. Ya kapan klo abah mah ya ikutan aja. Namanya juga penumpang gelap tuh. Selepas gerbang tol Karang Tengah si Aa berbelok kiri memasuki jalan yang dulunya potong kompas dari tol kearah pasar Cengkareng buat mencari putaran buat balik lagi kearah Selatan lalu menyeberangi jalan tol kearah Meruya Ilir. Tapi ya itu karena cuaca sembari hujan lebat, mana jalanan menjadi padat merayap, kami terjebak kepada pemandangan sederetan mobil yang mau menerobos kolong jalan Sastrabahu jalan tol yang lagi dibangun.itu.Tadinya si Aa mo ikutan, tapi karena melihat ada mobil sedan Mercy yang terjebak di legokan jalan, maka niatan diurungkan lalu mencoba kembali kejalan. Tapi ban menjadi licin karena tersaput adonan tanah liat yang menempel membuat perjalanan harus perlahan agar tak selip. Tapi sekalian berusaha merontokkan tanah liat di ban dalam guyuran hujan deras.


Baru deh di menjelang areal Rawa Buaya ada putaran yang membuat bisa berbalik arah ke Selatan lalu menyeberangi jalan tol. Alhamdulillah, meski sembari bergelap hujan2an tapi bisa bernapas lega. Mana perlahan tapi pasti saputan lumpur di ban menjadi rontok lantas bersih kembali tatkala memasuki jalan tol dalam kota di ramp Tomang menuju arah Cawang. Untung juga si Aa membawa satu penumpang kulit gelap ya.

TAK BISA KELAIN HATI


Selepas gerbang tol Karang Tengah tampak satu truk long sasis bak terbuka yang melaju dengan santai karena ngosongnya. Dibawah pantat bempernya tampak satu pelat hitam bertuliskan aksara putih, TAK BISA KE LAIN HATI.

"Bluring beh." Kata si Aa yang sambil nyupir berusaha mendekatkan wajah Terios sedekat mungkin ke pantat truk. Tapi kan penuh resiko tuh. Mangkanya abah dah bisa motret bluring sebegini juga kudu ngucap syukur Alhamdulillah.

LIBAS - MO=>PIL



Sejujurnya gak tau juga apa makna pesan di areal bemper truk yang lagi melaju ngeden keberatan muatan ini. Gambarnya melukiskan satu pendekar angan2 kayak suparman yang berotot kawat bertulang besi dengan badan yang bulat besar katak coran beton aja itu. Sebelah tangan kanan tertulis LIBAS, diatas lengan kiri tertulis MO -> PIL ini.

Lokasi, selepas gerbang tol Karang Tengah.